Maka jika engkau bertanya ?

Jika engkau bertanya apa yang sudah aku perbuat di usia ku ini aku malu, sungguh aku malu menjawabnya. Tidak setegar Mehmed yang dijuluki Al Fatih sang Penakhluk, aku malu boro boro menakhlukan benteng benteng musuh. menakhlukan diriku saja aku masih kalang kabut.

Jika engkau bertanya apa yang sudah aku perbuat di usiaku ini aku sedih, sungguh aku sedih mengejanya, tidak seperti sahabat Rasullulah yang merekan masa mudanya untuk berbakti kepada orang tuanya. Maka apalah daya diri , jauh dari kata berbakti disuruh pun kadang tak mengerti.

48 Jam

Tak kurang dari 48 jam lagi, kepengurusan selama satu periode ini akan berakhir. Itu berarti akan ada masa kerinduan terhadap selisih faham yang pernah kita lakukan, akan ada kerinduan pada setiap senyum, susah , senang , bahagia dalam setiap pertemuan. Akan ada kerinduan pada lelah dan bosannya menunggu. Akan ada kerinduan pada kritik dan kebencian yang membangun untuk lebih bangkit lagi. Hari ini hari kebangkitan Nasional, bangkit itu kita, kita bisa berjalan beriringan bersama sampai surga. Terimakasih teman teman pengurus harian periode ini sudah membersamai diri yang banyak kurangnya. Jika ada diantara kita benci maka semoga menjadi cinta perekat ukhuwah yang akan mengubah dunia.


20/05/16

Ketika berbicara bulan Mei

Mei pun segera berakhir, itu pertanda berakhir pula masa mas belasan usia, akan ada waktu dimana semua berbeda dengan hari biasanya dimana para pendahulu kita di usianya yang sedemikian rupa sudah bisa meruntuhkan benteng benteng negara, menulis sejarah sejarah gemilanh. Aku tak mau kalah!

Senada untuk Pulang

Serumpun dengan angin memberikan sejuk yang menghantarkan masa dalam buaian rasa. Ketika hangatnya mentari merasuki setiap relung jiwa. Akan ada masa dimana pagi tak lagi kita lewati sendiri. Mengulurkan setiap asa dalam jutaan mimpi.

Sejauh harap memaksa, tak akan ada lagi nestapa. Menerangi teduh dalam hujan. Kekosongan pun terobati dengan senyum senada memberi curahan pahala.

Bahkan aku tak lagi merasa ja(t)uh , sungguh dalam doa aku berkhidmat menyampaikan segenap maksud dalam lirih malam yang usai berganti fajar.

Pertemuan bukan tanpa sebab, ia sebab dari iman yang membimbing kita untuk pulang. Kita pergi dengan berbagai tujuan berbagai impian, namun kita akan pulang dengan satu mimpi, disandingkan dalam satu perjanjian, perjanjian kokoh yang setara dengan perjanjian para nabi dengan illahi.

Diantara yang terindah

Aku luluh ,diatas pengorbanan dalam setiap gemerlap kehidupan. Menghadirkan canda dalam banyang dan lamunan. Menyusun bagian bagian dari takdir. Menghamba dalam sayup malam menyisihkan lelah dalam senyum indah.

Aku jatuh, dalam setiap langkah yang engkau kayuh menderu dalam hati menyaksikan diantara yang indah penuh bahagia.

Aku jatuh, pada cinta. Cinta yang engkau sembunyikan hingga tiba waktunya. Merenda masa bersama, membangun diantaranya taman taman surga . membendung rindu dalam setiap bakti atas apa yang telah terjanji.

Bukan Lagi

Diawal mungkin iya, tapi tidak selamanya harus demikian. Lingkaran lingkaran kita bukan lagi tempat berbagi keluh kesah, curhat lagi. Tapi bagaimana ide ide besar lahir dari lingkaran lingkaran itu. Kita semua boleh bermimpi sebesar dan setinggi apapun, lahirkan gagasan ide ide yang langsung bersentuhan dengan masyarakat banyak.

Kita lihat bagaimana hal hal besar lahir dari pembicaraan pembicaraan kecil kita. Jadi jangan pernah takut mengeluarkan ide, menelurkan gagasan dalam lingkaran kita ini.


Pesan beberapa malam yang lalu.

Ini tentang Doa

Maka ketika jauh memang memberikan suatu pelajaran , kenapa kita harus ja(t)uh dalam jarak?
Jika engkau bertanya begitu maka jawaban paling tepat adalah karena doa mengisyaratkan demikian. Maka semakin rindu hampa pada Rabbnya mendekatlah melalui doa doa.

Pada Saatnya Nanti

Pada saatnya nanti, cerita tentang luka lama ,di kecewakan ,harapan yang pupus akan kita tutup rapat rapat dalam kardus berlabel masa lalu. Tak berhak kita menghakimi seseorang atas masalalunya , perubahan ada ,hidup terus berjalan ,semesta terus bergerak ,realitas terus berubah.
Jika saatnya tiba kita akan bagi bersama cerita itu ,mengusung rasa saling percaya karena sudah di ikat sebelumnya.

Bahkan bisa jadi nanti , apa yang kita bagi memang sudah diatur adanya.